Cuaca di wilayah Indonesia sangat berbeda dengan cuaca pada lintang menengah & tinggi, karena di wilayah Indonesia faktor yang mempengaruhi cuaca suatu daerah lebih dominan dipengaruhi oleh faktor local atau topografi suatu daerah.

Fenomena cuaca ekstrim seperti hujan lebat, angina kencang,petirdan badai biasanya dikaitkan dengan penyebab terjadinya seperti adanya badai tropis, angin putting beliung, palung tekanan rendah, daerah ITCZ.
Badai tropis, angin puyuh/putting beliung adalah angin kencang, tetapi angin kencang belum tentu dikatakan badai tropis maupun angin putting beliung,

Badai Tropis tidak sama dengan angin puting beliung, Badai tropis adalah angin kcncang yang tumbuh dilautan bebas, dengan kecepatan angin minimal 35 knot dan bergerak selalu menjauhi lintang tropis,jangkau kerusakan dapat mencapai 1000 km dengan durasi sekitar 1- 3 hari, sedangkan angin putting beliungmempunyai kecepatan sekitar 25 – 40 knot dengan durasi sangat singkat maksmimum 10 menit, biasa terjadi di daratan dengan radius jangkauan 5 – 10 km ,

Badai adalah cuaca yang ekstrem, mulai dari hujan es dan badai salju sampai badai pasir dan debu.[1] Badai disebut juga siklon tropis oleh meteorolog, berasal dari samudera yang hangat.[2] Badai bergerak di atas laut mengikuti arah angin dengan kecepatan sekitar 20 km/jam.[2] Badai bukan angin ribut biasa.[3] Kekuatan anginnya dapat mencabut pohon besar dari akarnya, meruntuhkan jembatan, dan menerbangkan atap bangunan dengan mudah.[3] Tiga hal yang paling berbahaya dari badai adalah sambaran petir, banjir bandang, dan angin kencang.[4] Terdapat berbagai macam badai, seperti badai hujan, badai guntur, dan badai salju.[5] Badai paling merusak adalah badai topan (hurricane), yang dikenal sebagai angin siklon (cyclone) di Samudera Hindia atau topan (typhoon) di Samudera Pasifik.[1]

Penyebab Terjadinya Badai
Penyebab badai adalah tingginya suhu permukaan laut.[6] Perubahan di dalam energi atmosfer mengakibatkan petir dan badai.[7] Badai tropis ini berpusar dan bergerak dengan cepat mengelilingi suatu pusat, yang sumbernya berada di daerah tropis.[6] Pada saat terjadi angin ribut ini, tekanan udara sangat rendah disertai angin kencang dengan kecepatan bisa mencapai 250 km/jam.[6] Hal ini bisa terjadi di Indonesia maupun negara-negara lain.[6] Di dunia, ada tiga tempat pusat badai, yaitu di Samudera Atlantik, Samudera Hindia, dan Samudera Pasifik.[6]

Angin
Adalah pergerakan udara yang dipicu oleh adanya perbedaan tekanan udara sebagai akibat dari perbedaan temperatur di permukaan bumi, dinyatakan dalam arah dan kecepatan. Arah angin dinyatakan dalam derajat sedangkan kecepatan dinyatakan dalam satuan Internasional dan sering menggunakan table / skala yang lebih dikenal dengan sebutan “Beaufort Scale / Skala Beaufort” dengan satuan “knots”. (1 knots = 0.5 m/s atau 1.8 – 1.9 km/jam)
Sebutan angin dinyatakan dengan arah dari mana angin tersebut berhembus, contoh angin timur artinya angina dari timur menuju barat.

Badai Angin
Squall adalah kenaikan kecepatan angin secara tiba – tiba / mendadak lebih dari 15 knots yang berlangsung dalam beberapa menit sesudah itu menurun kembali.
Gusty adalah kenaikan kecepatan angin secara tiba – tiba / mendadak lebih dari 15 knots yang berlangsung hanya dalam beberapa detik kurang dari 1 menit.

Squall dan Gust umumnya dihasilkan dari akhir tahap matang awan Cumulo Nimbus dimana sebagian besar gerakan udara dalam awan adalah ke bawah setelah menyentuh / memukul permukaan bumi mengalir mendatar.

Badai Guntur ( Thunderstorm )
Merupakan fenomena akibat adanya pertumbuhan sel awan Cumulus Congestus (towering) yang berkembang menjadi awan CumuloNimbus. Awan inilah yang dapat mengakibatkan fenomena – fenomena atmosfer yang meliputi : kilat, guntur/petir, hujan lebat disertai yang disertai kilat/petir, angin kencang sesaat berdurasi singkat yang biasa disebut “Gusty” (oleh kalangan meteorologist), “Up Draft” dan “Down Draft” (oleh dunia penerbangan) dan “Putting Beliung” (oleh masyarakat umum)
Pada dasarnya semua Badai Guntur (Thunderstorm) terdiri dari beberapa sel. Badai Guntur yang dahsyat / hebat bahkan sangat dahsyat / hebat dapat menghasilkan “Hail (Hujan Es)” bahkan Tornado (negara USA).

Kilat (Lightning) adalah fenomena pelepasan muatan listrik yang begitu besar di atmosfer / udara karena adanya beda potensial listrik yang sangat besar antara awan dengan awan atau awan dengan permukaan bumi.

Tentang Badai  Tropis
Yang dimaksudkan dengan badai dalam Meteorology adalah Cyclone / Typhon / Huricane atau Tropical Cyclone disebut Tropical Cyclone karena  daerah pertumbuhannya dilintang Tropis karena itu disebut Tropical Cyclone atau Badai Tropis.
Badai Tropis (Typhoon atau Tropical Cyclone), definisi masyarakat orang awam istilah badai adalah menggambarkan luar yang sedang melongkar, sedangkan istilah ilmiahnya Cylone / Badai adalah pusaran angin kencang dengan diameter s/d 200 km/jam dan berkecepatan > 200 km/jam serta mempunyai lintasan sejauh 1000 km. Setiap Negara berbeda – beda dalam menyebutkan istilah badai seperti untuk Negara Amerika biasa menyebutkan Hurricane atau Cyclone, Negara Jepang menyebutnya dengan nama Typhoon, Negara Australia menyebutnya dengan Tropical Cyclone / Willi – Willi, sedangkan masyarakat Indonesia cenderung menyebutkan dengan istilah tunggal Badai, padahal yang benar adalah Badai Tropis, karena tumbuhnya di lautan lintang tropis.

Kriteria dan Nama Badai Tropis
Krieteri badai dapat dilihat dari kecepatan angina disekitar badai itu sendiri, kecepatan angin antara 10 – 34 knot tidak termasuk disebut Badai Tropis tapi merupakan bibit badai yang Belem mepunyai nama, atau angin kencang, lebih dari 34 knot barulah disebut Badai Tropis dan diberi harus diberi nama, untuk wilayah Indonesia yang berwenang memberi nama adalah Australia, sementara Indonesia baru akan diberi tanggungjawab pada awal tahun 2007. Berikut nama-nama badai baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi, nama badai tersebut berlaku sampai tahun 2009, yang diberi warna merah sudah terjadi dan tidak boleh digunakan lagi namanya, sedangkan yang nama-nama yang Belem dipakai ada kemungkinan dipergunakan pada periode musim badai tropis berikutnya, nama badai tersebut juga akan selalu diupdate melalui kongres tropical cyclone yang dimotori oleh WMO.

Referensi
  1. Jess, E. O., 1970: Forecasting Guide to Tropical Meteorology. Academic Press Inc, New York
  2. Achmad Zakir, 2005: Badai Tropis, Jakarta
  3. Achmad Zakir dan Hari Tirto, 2006: Modul Praktis Pengenalan Cuaca dan Iklim, Jakarta
  4. Soejitno, 1975: Meteorologi Umum untuk Observer
  5. WMO, 2000: Technical Document no 292, Geneva,