Melepaskan penat setelah bekerja ataupun sekolah pada akhir pekan mungkin menjadi hobi bagi warga perkotaan, terkhususnya warga kota Surabaya contohnya. Ada yang mengadakan perjalanan ke mall-mall pada akhir pekan, dan tak sedikit pula yang mempunyai planning untuk berlibur ke luar kota, seperti pantai, gunung, museum, water park, dan lain sebagainya.

Dan perlu sedikit perencanaan bagi yang ingin mengadakan perjalanan outdoor atau alam terbuka. Berikut beberapa dari perencanaan tersebut :

1. Mempelajari tempat tujuan
Mencari informasi tentang tujuan merupakan tahap paling awal sebelum melakukan perjalanan. Sangat penting sekali mengenal daerah yang akan dituju. Informasi bisa didapat dengan cara studi literatur ataupun bertanya ke pihak yang pernah berkegiatan di tempat tersebut.

Dalam mempelajari tempat tujuan, buatlah peta lintasan dan pertimbangkan rute mana yang akan dipilih. Peta ini memberikan informasi tentang jalur lintasan yang digunakan, shelter peristirahatan dan tempat camp. Cantumkan juga tempat terdapat sumber air, daerah-daerah yang berbahaya dan kendala yang mungkin terjadi selama perjalanan. Informasi lain yang dibutuhkan adalah keadaan umum daerah, seperti keadaan geografis (suhu, iklim, flora, fauna), sosial masyarakat (ekonomi, adat istiadat/kepercayaan masyarakat sekitar) dan Informasi penunjang seperti alternative transportasi menuju lokasi, tempat perijinan, tempat kesehatan, hal-hal yang menunjang komunikasi (lisrik, sinyal) dan jalur evakuasi, yaitu jalur tercepat yang bisa ditempuh untuk membawa korban apabila terjadi kecelakaan.

2. Merencanakan time schedule dan waktu perjalanan
Setelah mempelajari lokasi tujuan, langkah selanjutnya adalah memperkirakan waktu perjalanan. Rincian waktu yang dibuat mulai dari berangkat, lama di perjalanan, hingga kembali. Hal ini sangat berpengaruh terhadap jumlah logistik maupun perlengkapan yang akan dibawa. Hal lain yang harus diperhatikan adalah musim pada saat pelaksanaan perjalanan.


3. Mempersiapkan fisik dan mental
Dibutuhkan stamina yang fit dan kondisi badan yang baik dalam mendaki gunung. Ada baiknya berolahraga secara rutin dan teratur beberapa minggu sebelum hari pendakian, jangan lupa juga untuk menyeimbangkan waktu istirahat. Kondisi mental juga sangat berpengaruh dan mutlak diperlukan. Jangan anggap enteng perjalanan, perbuatan nekad sering terjadi karena ketegangan, merasa kuat, sok, dan panik. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah proses aklimatisasi (penyesuaian suhu tubuh terhadap lingkungan), karena seringkali sebuah perjalanan di alam terbuka akan berhadapan dengan suhu lingkungan yang ekstrim.


4. Memanajemen logistik yang akan dibawa
Fungsi dari managemen logistik adalah mengefektifkan perbekalan selama perjalanan sehingga tidak menambah berat beban bawaan, namun mencukupi kebutuhan gizi dalam tubuh. Beberapa syarat makanan yang perlu diperhatikan adalah mengandung kalori dan mempunyai komposisi gizi yang cukup, tahan lama, siap pakai, tidak perlu dimasak terlalu lama, irit air dan bahan bakar. Jangan membawa dan mengonsumsi minuman beralkohol karena meskipun hangat namun dapat memicu pecahnya kapiler darah karena terlalu cepatnya kapiler darah memuai dalam tubuh.

Kalori yang dibutuhkan juga sebaiknya diperhatikan. Jumlah kalori setiap orangnya bervariasi tergantung jenis kelamin, lamanya perjalanan, aktivitas apa saja yang akan dilakukan (pendakian konvensional atau pembukaan jalur), serta keadaan medan yang akan dihadapi. Secara umum kebutuhan kalori dalam mendaki gunung adalah 3.000 kilo kalori untuk laki-laki dan 2.600 kilo kalori untuk perempuan. Untuk pemenuhan kalori tersebut, dibutuhkan bahan makanan dengan komposisi Karbohidrat 60-70%, lemak 20-25%, dan protein sebanyak 10-15% dari total kebutuhan energi.
Total air yang dibawa, tergantung pada lamanya perjalanan dan lokasi yang dituju. Apabila di suatu daerah terdapat mata air maka bisa mengisi ulang tempat air yang kita bawa. Ini akan mempermudah pergerakan dan menjadikan beban yang kita bawa lebih ringan. Namun jika di sepanjang perjalanan hampir tidak ditemukan mata air, maka air dibawa seluruhnya dari start perjalanan kita atau dari sumber mata air terakhir yang ditemukan. Kebutuhan air dalam pendakian setiap harinya adalah air selama perjalanan 800 mililiter, air minum setelah makan 200 mililiter, air untuk memasak nasi 200 mililiter, air untuk memasak sayur (jika ada) 200 mililiter, air untuk kebutuhan camp 600 mililiter, dan air untuk back up sebanyak 800 mililiter.
Selain menghitung kebutuhan bahan makanan dan air selama perjalanan, yang tidak kalah pentingnya adalah perhitungan kebutuhan bahan bakar yang akan dibawa dan dipergunakan nantinya. Bahan bakar bisa berupa gas dan spiritus cair maupun gel. Perhitungan kebutuhan bahan bakar bervariasi tergantung berapa kali digunakan dan jenis bahan bakarnya.

5. Mempersiapkan Perlengkapan
Keberhasilan suatu perjalanan di alam bebas ditentukan juga oleh perbekalan dan perlengkapan yang tepat. Peralatan yang umum dibawa para pendaki biasanya dibagi menjadi perlengkapan dalam perjalanan, pakaian hangat, perlengkapan tidur, perlengkapan memasak, alat komunikasi, alat dokumentasi dan standar kebutuhan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).

Sumber.